Saya membeli tiket cable way untuk naik dan tiket sliding car toboggan untuk turunnya nanti. Bisa mencoba Toboggan merupakan salah satu alasan saya untuk datang ke Mutianyu, karena penasaran setelah melihat video orang-orang yang mencobanya di YouTube.Cihuyy.Cable way ini sama seperti skyludge yang ada di Sentosa Island Singapura, bentuknya seperti kursi gantung untuk ski, open air gitu.
Dari cable way yang berjalan ini terlihat jalur toboggan yang meliuk-liuk di bawah, dengan beberapa orang yang sedang meluncur turun dengan asiknya.
Begitu turun dari cable way, ada dua jalur yang bisa di eksplor, yang kanan adalah Zhengguan pass dengan kontur langsung menurun dan jalur kiri yang menuju outer branch wall dan lebih jauh dikit ke North Arch Gate restaurant in great wall.
Nah di dekat area ini ada perhentian cable car juga, jadi selain pilihan cable way dan toboggan tadi, kamu juga bisa pilih untuk naik cable car yang tertutup, sama seperti kereta gantung pada umumnya di Taman Mini, Ancol ataupun Genting Highland.
Kontur tembok cina yang naik turun mengikuti bentuk bukit sungguh menantang untuk di jelajahi, jadi siap-siap capek yah. Saran saya pakai sepatu yang fleksibel dan enak di pakai, jangan pakai sepatu yang sol tinggi, atau hak tinggi. Apalagi kalau kamu cowok.
Menyusuri lokasi ini cukup menguras tenaga, untungnya kami bawa bekal air dan coklat untuk mengisi perut.Keseluruhan tembok Cina di bangun selama kurang lebih 2.000 tahun selama beberapa dinasti Cina. Bayangkan berapa banyak orang yang berkontribusi membangunnya.
Menurut yang saya baca ada sekitar 800 ribu orang yang terlibat. Dan sampai saat ini setelah melihat secara langsung bentuknya, saya masih merasa takjub dengan betapa hebatnya orang-orang yang membangun Tembok China ini, mengikuti kontur bukit yang naik turun.
Kami juga mampir sebentar di sebuah kedai kecil untuk membeli pancake pisang yang harganya bisa di tawar, di bungkus dan di makan sambil jalan. Di gerbang depan pak supir sudah menunggu dengan senyum lebar.
Kami lalu diturunkan di sebuah halte dan menyambung bus 916 menuju Terminal Dhongzimen. Keramahan pak supir masih membekas buat kami, walaupun bahasa isyarat selalu digunakan bukan halangan untuk selalu ramah terhadap orang lain.